Wednesday, November 7, 2018

MAPALA-MATERI PANJAT TEBING/ROCK CLIMBING


MATERI DASAR OLAH RAGA
PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING)

I.       SEJARAH SINGKAT PANJANG TEBING
Keberadaan olah raga panjat tebing bermula dari olah raga pendakian gunung, hal, ini disadari bahwa olah raga panjat tebing adalah bagian dari olah raga pendakian gunung. Beberapa sumber mengatakan bahwa olah raga panjat tebing dimulai sejak tahun 1492,
sekelompok orang perancis dibawah pimpinan Anthoine De Ville mencoba untuk memanjat tebing Mounth Aiquelle (2097 m) dan pada tahun 1878 olah raga panjat tebing ini diperkenalkan di Perancis ditandai dengan berhasilnya regu yang dipimpin oleh Clinton Dent memanjat tebing Aiquelledu Dru walaupin tebing yang tak seberapa tingginya namun curam dan sulut, banyak orang menganggap peristiwa ini sebagai kelahiran panjat tebing. Di negara kita olah raga ini mulai diperkenalkan pada tahun 1976 oleh Drs. Harri Suliztiarto, mulai memanjat tebing Citatah (jawa barat) dengan teknik panjat tebing modern.
Pada dekade tahun 80-an sampai sekarang ini olah raga panjat tebing di Indonesia menjamur bagaikan cendawan dimusim hujan. Hal ini tidak bisa disangkal dengan adanya berbagai kejuaraan panjat tebing, baik yang sifatnya nasional maupun internasional, dan tak jarang juga putra-putri Indonesia melakukan Ekspedisi di berbagai negara di belahan bumi ini.
Olah raga panjat tebing  cukup dikenal di Indonesia bahkan kita telah berada peringkat II ASEAN dan peringkat IV ASIA, hal ini sangat menggembirakan dimana olah raga ini telah diakui, dan sekarang kita adalah anggota dari (UIAA), ASIEN CICE dan KONI.
Sebagaimana diketahui olah raga panjat tebing mempunyai ciri khusus dibanding  olah raga petualangan yang lainnya, dimana pelakunya harus mempunyai kemampuan (skill) olah raga yang penuh tantangan dan harus dilakukan dengan keberanian dan penuh perhitungan. Sangat keliru jika ada anggapan bahwa olah  raga panjat tebing adalah olah raga mencari mati, justru sebaliknnya para pelaku panjat tebing adalah orang-orang yang mencintai kehidupan, walaupun proses dari pemanjatan penuh dengan resiko, akan tetapi seorang pemanjat tetap pada prinsip keselamatan dan keamanan (Safety Producure) konsep dasar inilah merupakan landasan dalam ppengembangan olah raga panjat tebing dengan cara memperkecil tingkat resiko kecelakaan.
Di negara berkembang akhir-akhir ini banyak mempertunjukkan kemampuan dan kebolehannya, dengan diadakannya berbagai jenis perlombaan panjat tebing, seperti panjat tebing buatan yang sarananya biasa atau ditempatkan diman saja.
Sebagaimana diketahui olah raga panjat tebing dan dinding akhir-akhir ini menjadi sangat popular dan banyak diminati remaja dan generasi muda mulai tingkat Sekolah Menegah Pertama hingga Perguruan Tinggi, disamping itu olah raga panjat tebing adalah olah raga Profesional dan olah raga Prestasi, karena begitu banyaknya kegiatan kompetisi dan lomba panjat tebing yang sering diadakan sehingga banyak bermunculan pemanjat-pemanjat handal di bidang ini.


II.          PENGENALAN ALAT PERLENGKAPAN PANJAT TEBING DAN FUNGSINYA.

Peralatan dan perlengkapan panjat tebing merupakan sarana penunjang tercapainya suatu tujuan dimana seorang pemanjat harus tahu dan harus memahami penggunaan alat-alat tersebut. Untuk itu harus dijelaskan nama atau istilah perlengkapan panjat tebing sebagai berikut :

1.      SEPATU PANJAT (SHOES FOR CLIMB)
Sepatu merupakan perlengkapan terpenting dalam olah raga panjat tebing, sepatu akan menutupi dan melindungi kaki agar tidak terluka atau terkena batu-batu tajam, sepatu juga memberi dukungan yang baik untuk pijakan (hold) yang tipis guna membantu gerakan pemanjatan.
Sepatu untuk memanjat harus memiliki sol yang baik agar dapat berfungsi pada hold atau kisi-kisi permukaan tebing yang dipanjat. Memilih sepatu haruslah berhati-hati, sepatu yang cocok dikenakan pemanjat tebing adalah sepatu yang solnya rata atau tidak bergerigi, memilih sepatu panjat ukurannya dibawah satu ukuran kaki atau satu setengah ukuran sepatu biasa agar permukaan ujung-ujung jari kaki rapat pada permukaan ujung sepatu dan dapat berfungsi dengan baik pada pijakan tertentu.

2.      HELM (HELMET)
Alat ini dari bahan plastik tebal yang berfungsi melindungi kepala dari benturan dan terik matahari, disamping itu yang tak kalah pentingnya menjaga kepala bila terjadi longsoran dari atas dan terkena bagian kepala, disamping mudah dikenakan, bahan helm tidak terlalu berat sehingga kita bisa bergerak leluasa.

3.      PAKAIAN
Memilih pakaian yang akan dikenakan sebaiknya bahannya dari karet elastis yang tipis disamping terhindar dari sengatan matahari juga membuat pergerakan lebih leluasa. Kebanyakan pemanjat tebing memilih pakain jenis second skin yang berwarna agak menjolok agar mudah terlihat jika sedang melakukan aktivitas.

4.      TIKAR ALAS (MATRAS)
Bahan ini terbuat dari karet yang tebalnya kira-kira 1 ½ cm dan panjangnya 70 cm x 180 cm bahan ini sangat ringan dan mudah dibawa, disamping berfungsi sebagai alas tidur, juga berfungsi sebagai pengalas peralatan panjat agar tidak kotor dan tidak mudah kena pasir atau debu yang dapat merusak alat tersebut.

5.      TALI (ROPE)
Salah satu alat yang paling menunjang dalam olah raga panjat tebing adalah tali. Bahan ini terbuat dari nilon berserat rapat dan permukaannya terbungkus mantle yang tidak mudah sobek oleh gesekan batu atau friksi yang dapat mengakibatkan tali putus, memilih tali panjat sebaiknya yang telah terdaftar atau yang telah ditera oleh UIAA (Union Internationale Des AssociatonThe Alpinisme) salah satu badan yang menguji kekuatan peralatan yang banyak dipakai dan dapat dijamin kekuatannya pada batas waktu tertentu.
Didalam pengenalan tali diketahui ada dua macam jenis tali :
a.       Tali Cerenmantle Dinamic
Tali yang biasa dipakai dikalangan panajat tebing adalah tali jenis Cerenmantle Dinamic dengan ukuran 45 m sampai dengan 50 m berdiameter antara 8 mm sampai dengan 11 mm dengan kekuatan beban 300 kg sampai dengan 6000 kg. Bahan tersebut terbuat dari nilon elastis dan tidak mudah putus karena bagian dari permukaannya dibalut mantle yang kuat. Tali jenis ini biasanya dipakai untuk pemanjatan artificial atau pembuatan jalur.
b.      Tali Cerenmantle Static
Tali jenis ini biasanya dipakai untuk tali Fixe atau dipakai turun (Rappeling) bahan dan ukuran serta bentuknya hampir sama dengan jenis Dinamic.

6.      SABUK PENGAMAN (HARNESS)
Salah satu alat pelengkap yang penting adalah Harness, bahan ini dari pita nilon yang dirancang agar beban pemanjat yang jatuh dan tergantung ditali tidak mengakibatkan cidera punggung, selain itu alat ini juga memberi bantuan maksimal untuk pemanjatan Artificial.
Selain peralatan Harness, Weabingpun bisa berfungsi sebagai sabuk pengaman dengan ukuran tertentu, namun Harness ini tentunya lebih baik karena praktis pemakaiannya.

7.      CINCIN KAIT (CARABINER)
Carabiner atau Snap- Link adalah salah satu alat terpenting dari olah raga panjat tebing UIAA yang berkedudukan Di Jenewa,Swiss memberikan ketentuan bahwa sebuah Carabiner yang baik dan aman, haruslah mampu menahan beban seberat 2.200 kg (pintu tertutup) atau 1.200 kg. (pintu terbuka) searah dengan poros utamanya, sedangkan searah dengan poros kecil (poros pendek) sebuah Carabiner harus kuat menahan beban seberat 600 kg.
Carabiner yang baik adalah yang bahannya terbuat dari (Alluminium Alloy) disamping alat ini juga ringan, juga kekuatannya sama dengan besi baja, pada dasarnya ada dua bentuk Carabiner, yaitu bulat telur dan bentuk D (Delta), selain itu juga ada beberapa variasi dari bentuk-bentuk Carabiner, seperti misalnya bentuk kidney (ginjal) dan bundar. Carabiner bentuk bulat telur lebih mudah digunakan untuk berbagai keperluan. Beban yang jatuh Di Carabiner ini terbagi rata kedua sisi poros utama dan akhirnya pada kedua pintu Carabiner. Pin disalah satu poros pendek inilah bagian paling lemah dari sebuah Carabiner. Carabiner bentuk Delta adalah yang terkuat dari bentuk-bentuk yang lainnya karena bentuknnya, beban terpusat pada sudut-sudut yang jauh dan berlawanan dengan pintu Carabiner, sehingga tidak diteruskan ke Pinnya (Screw) Carabiner bentuk delta juga dapat menahan beban mantap disudut-sudut tanpa bisa tergeser.

8.      CHOCK
Chock adalah potongan logam yang dapat diselipkan kecelah batu untuk memperoleh patok pengaman yang disebut Runner atau Running Belay. Chock ini bermacam-macam ukuran dan bentuknya, untuk ukuran micro 1-6 sedangkan ukuran macro 6-12, pada dasarnya ada tiga bentuk chock yang diketahui yaitu jenis pipih  Hexentrix dan hexagon. Kegunaan alat ini berfungsi sebagai patok yang diselipkan pada rekahan atau cacat batuan disesuaikan dengan ukuran yang cocok agar dapat berfungsi menahan jika pemanjat terjatuh. Biasanya alat ini dipergunakan pada pemanjatan artificial. Alat ini mudah terlepas jika mendapat hentakan beban keatas. Oleh sebab itu didalam pemasangat alat tersebut pemanjat haruslah berhati-hati melihat kemungkinan yang bisa terjadi, karena kelalaian dari pemasangan dapat membuat chock terlepas.
9.      PALU TEBING (HAMMER)
Palu untuk panjat tebing tentu agak berbeda dengan palu untuk mengetok paku ditembok atau kayu, terutama untuk pemanjatan artificial, kepala palu harus cukup berat agar penancapan piton bisa dilakukan dengan mudah, sementara dibagian ekornya hendaknya berbentuk baji (Wedge) atau meruncing agar dapat digunakan untuk membersihkan dinding batu-batuan lepas, tanah atau tumbuhan (lumut dan rumput). Kemudian ekor kepala palu yang merucing berguna untuk mencangkol piton kecuali keluar dari celah tebing batu. Bagian ini harus kuat agar dapat pula digunakan untuk memukul pinggiran batu serpih yang tajam sehingga aman untuk anchor dibagian tengah kepalanya diberi seutas tali

10.  BOR TANGAN (HANDRIEL)
11.  PITSER
12.  HANGER
13.  JUMAR
14.  ASCENDEUR (FIGURE OF EIGHT)
15.  FRIEND
16.  SLING
17.  TALI PRUSIK
18.  WEBBING
19.  HAEROLOCK
20.  KANTONG TEPUNG (CALK BAG)
21.  PITON           
           

No comments: